Peningkatan Pemahaman
Konseptual Matematika
Matematika
merupakan salah satu cabang ilmu yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
karena tingkat kesulitan dalam pemahamannya. Pemahaman konseptual dalam
menyelesaikan masalah matematika yang masih rendah dialami oleh siswa Menurut
Dahar 1989 (dalam Mulyati Psokologi Pembelajaran 2005: 55), perlehan konsep
oleh siswa ada 2 yaitu konsep kongret dan konsep yang diperoleh selama dan
sesudah sekolah. Pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajarnya, sehingga dapat menghasilkan apa yang
harus dikuasai oleh para siswa untuk mencapai keberhasilan belajar. Untuk itu
diperlukannya model pembelajaran inovatif
dan pendekatannya yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dalam kelas.
Model pembelajaran yang inovatif itu salah satunya adalah model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review
(SQ3R). Adapun rumusan masalah dalam penelitan tindakan kelas ini adalah “
Bagaimana cara meningkatkan pemahaman konseptual matematika melalui penerapan model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) di MAN 2 Kota
Bengkulu ? “
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konseptual matematika
melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) di MAN 2 Kota Bengkulu.
Model Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) adalah stategi membaca yang dapat
mengembangkan meta kognitif siswa yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca
bahan pelajaran secara seksama-cermat. Pemahaman
Konseptual Matematika adalah pemahaman konsep yang mampu membaca situasi
matematika dengan cara yang berbeda dan mengetahui representasi untuk tujuan
yang berbeda pula, pada siswa tingkat pemahaman konseptual ini terkait dengan
bagaimana kemampuan siswa dalam mengaitkan hubungan anatar konsep yang baru
diterimanya dengan konsep yang sudah ada sehingga terbentuklah konsep
matematika yang saling melengkapi. John
W. Santrock (dalam Zack & tversky, 2001) mengungkapkan bahwa konsep adalah
kategori yang mengelompokkan objek, kejadian dan karakteristik berdasarkan
properti umum. Sedangkan Hahn (dalam
John W 2004) konsep adalah elemen dari
kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi. Adapun menurut
Oemar Hamalik ( 2002 : 162) suatu konsep adalah merupakan kategori stimuli yang
memiliki ciri-ciri umum, stimuli disini adalah objek-objek yang dibicarakan. Flavell dalam ( Ratna Willis Dahar, 2002 : 62)
menyatakan bahwa konsep-konsep dapat dibedakan menjadi 7 dimensi, yaitu : Atribut,
Struktur, Keabstrakan, Keinklusifan,Generalitas,Ketepatan dan Kekuatan. Menurut
Bell (Elfa Yuleni, 2014 : 14)
menjelaskan konsep dapat diartikan sebagai suatu ide abstrak tentang
suatu objek atau kejadian yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang sama
dari sekumpulan objek, sehingga orang dapat mengelompokkan atau
mengklasifikasikan objek. Menurut Soedjadi (1991 dalam Ratna Willis 2006) konsep adalah ide abstrak yang dapat
digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah
objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan contoh. Menurut Mulyati
(dalam Psikologi Belajar, 2005 : 54) Dalam proses belajar konsep ,
konsep-konsep yang digunakan adalah konsep-konsep yang memiliki nilai spesifik,
konsep konjungtif dan disjungtif konsep.
Model
pembelajaran Survey,Question, Read, Recite, Review (SQ3R) merupakan pembelajaran
yang dapat dikembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa
untuk membaca bahan ajar secara seksama dan cermat. Menurut Ngalimun (2012 ;
171) adapun sintaks model pembelajaran Survey,Question,
Read, Recite, Review (SQ3R) adalah:
1.
Survey
, yaitu siswa mencermati buku pelajaran yang sesuai dengan materi dan menandai
yang merupakan konsep penting materi tersebut.
2. Question,
yaitu siswa dapat membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana-darimana) tentang
materi pelajaran yang dubacanya.
3.
Read,yaitu dengan membaca materi pelajaran dan cari jawaban yang dari permasalahan
4.
Recite,
yaitu mempertimbangkan jawaban yang sudah didapat.
5. Review,
yaitu dengan meninjau ulang kebenaran dari jawaban yang diperoleh.
Menurut
Hamzah B. Uno (dalam Belajar pendekatan PAILKEM 2011 : 116) karakteristik model
pembelajarn SQ3R adalah sebagai berikut : Siswa berperan aktif dalam
pembelajaran, Guru sebagai fasilitator dan mediator yang aktif, pembelajaran
dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru sebagai pembimbing, siswa
dihadapkan pada satu fenomena dan kemudian diminta untuk mensurvei hal-hal
pokok yang terdapat dalam fenomena yang
diahadapi, siswa menyelidiki makna yang terkandung dalam suatu fenomena atau
kejadian dengan berpedoman pada hal-hal pokok yang telah disurvei terlebih
dahulu..
Hasil
penelitian Isma Hasanal, 2010 menyimpulkan bahwa pemaahaman konsep yang
diajarkan dengan metode SQ3R lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman
konsep yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional sehingga dapat disimpulkan pembelajaran dengan SQ3R
mempengaruhi hasil belajar. Hasil penelitian Cahyo Heny Meiliani, 2015
menyimpulkan bahwa pada hasil belajar metode SQ3R menghasilkan prestasi belajar
siswa yang lebih baik dibandingkan dengan metode Role Playing maupun
pembeljaran konvensional. Nila Kusumawati 2008 menyimpulkan bahwa pemahaman
konsep merupakan kemahiran atau kecakapan matematika yang diharapkan dapat
tercapai dalam pembelajaran matematika yang diarahkan pada kemampuan koneksi
matematika antar berbagai konsep. Mimi Umayah. 2015 menyimpulkan bahwa adanya
peningkatan aktivitas belajar matematikasiswa yang terlihat dari skor hasil
belajar siswa yaitu 66,46 % menjadi 80,40 %. dimana siswa memberikan respon
positif terhadap metode pembelajaran SQ3R yang dapat dilihat dari jurnal respon
siswa pada saat belajar yaitu dari 61,12 % meningkat menjadi79,86 %. Sehingga
dapat disimpulkan pembelajaran dengan SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar
siswa sesuai target yang ingin dicapai.
Heading
Subheading
Minorheading
Normal
![]() |
Gambar Kenangan Ja-Tim Park |
Heading
Subheading
Minorheading
Normal
Posting Komentar